Jumat, 04 Juli 2008

GRUP MUSIK SIWALIMA MALUKU HIBUR WARGA SURABAYA

Surabaya, 19/6 (ANTARA) - Grup musik Siwalima dari Taman Budaya Maluku menghibur masyarakat Surabaya, Kamis malam dalam ajang "Surabaya Full Music" (SFM) yang digelar Taman Budaya Jawa Timur (TBJT).
Kelompok pimpinan Drs Semy A Toisuta membawakan komposisi, antara lain, "Kintal" dan "Nurani Jagad" dengan komposer Maynart RN Alfons. Mereka didukung 15 personel dengan penampilan sekitar 10 menit.
Penampilan mereka didukung alat musik khas Maluku, seperti, kleper, alat dari daun kora-kora, telong-telong, tiu-tiu daun kelapa, tiu-tiu loleba, suling bambu, flut, biola, piano, rebana, tifa dan totobuang.
Menurut Maynart yang menyelesaikan S1 dan S2 di ISI Yogyakarta, karyanya berjudul "Kintal" itu sedikit banyak juga mengadopsi konsep lagu Jawa dengan menggunakan totobuang (bonang) dalam nada slendro.
"Untuk Nurani Jagad yang saya mengambil filosofi melodinya dari burung kuning, yakni sejenis unggas yang sudah sangat langka di Ambon. Disebut burung kuning karena seluruh bulunya berwarna kuning," katanya
Ia mengemukakan, saat masih kecil dirinya masih melihat begitu banyak burung itu. Bunyi burung itu dia ambil notasinya kemudian dikembangkan dengan peralatan suling bambu, flut, biola, rebana dan lainnya.
Mengenai nama Siwala, ia mengemukakan, diambil dari nama kelompok Siwa (sembilan) dan kelompok Lima di daerah Maluku. Masyarakat Siwa menggunakan bahasa Alone, sedangkan masyarakat Lima menggunakan bahasa Wemale.
Pada kesempatan itu ia mengemukakan keprihatinannya karena meskipun masyarakat Ambon terkenal memiliki tradisi bermusik yang bagus, namun kini hanya dirinya di Ambon yang menekuni musik secara akademis.
"Hal itu karena masyarakat Maluku masih menganggap musik hanya sebagai hiburan. Karena itu perkembangan segmen musik pop sangat subur dan tidak heran jika ada empat hingga lima grup musik asal Ambon yang rekaman di Jakarta setiap tahunnya," katanya.

Tidak ada komentar: