Rabu, 28 Mei 2008

The Rock Manggung di Koarmatim

Surabaya, 28/5 (ANTARA) - Sejumlah kelompok musik papan atas, yakni The Rock, Kangen Band, Matta, serta Andra & The Backbone akan tampil di Koarmatim untuk memeriahkan HUT ke 715 Surabaya dan memeriahkan 10 tahun Kebangkitan Nasional.
Kadispen Koarmatim, Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful dalam siaran persnya di Surabaya, Rabu menyebutkan, selain itu juga akan menampilkan Five Minute, Roullete, Aura Kasih, Kobe, Ussy dan lainnya.
"Panggung gembira untuk rakyat, prajurit dan keluarganya yang akan digelar, Sabtu (31/5) malam di sebelah timur Monjaya itu akan dipandu pembawa acara Andhara Early, Randy Pangalila, dan Verlita Evelyn," katanya.
Menurut Kadispen, karena terbuka untuk umum, maka untuk memudahkan para penonton, khususnya masyarakat umum memasuki area pertunjukan, TNI AL menyiapkan beberapa kendaraan bus dari pos penjagaan menuju lokasi.
"Untuk pengamanan, panitia juga telah menyiapkan sekitar 800 personel dari Koarmatim, Marinir dan Lantamal V. Pentas musik yang akan disiarkan langsung di stasiun televisi swasta itu akan dimulai pukul 20.00 WIB hingga pukul 23.30 WIB," katanya.
Ia menjelaskan, pentas musik itu juga diharapkan menjadi sarana hiburan bagi prajurit TNI AL yang pada Juni mendatang akan mengikuti latihan gabungan (Latgab) TNI.

Perupa Ojite Pameran di Surabaya

Surabaya, 28/5 (ANTARA) - Perupa asal Malang, Ojite Budi Sutarno memamerkan karyanya dalam bentuk lukisan dan seni instalasi bertema, "Blink" di Puri Art Galeri, Surabaya mulai 28 Mei hingga 7 Juni 2008.
"Ini merupakan karya-karya lama yang saya padu dengan beberapa karya yang baru. Untuk yang seni instalasi adalah karya lama dan sudah pernah dipamerkan," kata Ojite di sela-sela persiapan pembukaan pameran di Surabaya, Rabu.
Untuk karya instalasi "Revolusi Seksual" yang bercerita mengenai kecenderungan perempuan masa kini yang tidak butuh laki-laki karena digantikan alat-alat seksual modern itu sudah pernah diikutkan dalam Biennale di Bali tahun 2006.
Sementara karya instalasi berjudul "Perjalanan Mengenali Diri" yang bercerita mengenai perjalanan hidup manusia dari bayi hingga dewasa itu pernah diikutkan dalam Biennale Yogyakarta tahun 2007.
Ojite mengemukakan, dalam berkarya, ia banyak mengadopsi kekayaan seni budaya Timur, seperti yang ditemukan pada karya wayang. Hal itu dilakukan karena kesenian Timur memiliki keunikan tersendiri.
"Lewat karya ini saya bisa meninggalkan pakem seni rupa barat yang biasanya hanya fokus pada satu aspek, sementara kesenian Timur bisa banyak aspek. Memang berat karena melawan arus. Namun demikian saya tetap memasukkan pakem-pakem barat itu," katanya.
Lulusan Seni Rupa IKIP Negeri Malang itu mengemukakan bahwa dirinya banyak menghasilkan karya dari hasil interaksi sesaat dengan beberapa kalangan maupun obyek, seperti benda dan termasuk para kolektor.
"Jadi sangat mungkin karya saya ini bisa berubah setelah berinteraksi dengan banyak aspek dan banyak kalangan," kata lelaki yang selalu berkepala gundul itu.
Pada pamerannya yang dibuka oleh budayawan dari Universitas Negeri Malang (UM), Dr Djoko Saryono, MPd,Ojite banyak menampilkan obyek botol yang dirangkai dengan obyek-obyek lain, khususnya untuk karya lukisan.
"Kebetulan saja saya ini memiliki masa lalu yang bersentuhan dengan botol-botol itu. Tapi botol itu tidak selalu identik dengan minuman keras, bisa juga di dalamnya mengandung makna cinta," katanya.
Sementara kurator Agus Koecink mengemukakan bahwa Ojite memang memiliki kekuatan pada karya-karya seni instalasinya dibandingkan dengan karya-karya lainnya.
"Ojite dalam karya-karyanya menunjukkan rasa manunggaling dengan alam semesta, di mana darah, jiwa, pikiran dan nafasnya mengalir menjadi sebuah karya yang mempunyai rasa," ujarnya.

Selasa, 27 Mei 2008

Diskon Buku 70 % di FSS

Surabaya, 27/5 (ANTARA) - Pasar kreatif dalam ajang Festival Seni Surabaya (FSS) 2008 di Balai Pemuda Surabaya, 1 - 15 Juni mendatang menjanjikan diskon buku-buku berkualitas mulai 10 persen hingga 70 persen.
"Bahkan banyak buku yang dijual khusus dengan harga hanya Rp5.000-an. Ini merupakan diskon besar-besaran di tengah harga buku yang kini bertambah mahal," ujar PO Pasar Kreatif FSS 2008, Arie Istiawan di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya menyediakan 28 stand untuk buku yang akan diisi oleh 17 penerbit, sedangkan untuk bursa kaos oblong disediakan 18 stand dengan memajang barang-barang yang produksinya terbatas dengan gaya desain yang unik.
Menurut Arie, pada kegiatan itu penerbit juga menjanjikan membawa buku-buku edisi terbaru dengan harga khusus. Karena itu buku-buku yang disediakan berbeda dibandingkan dengan yang ada di toko buku.
Untuk bursa kaos, FSS juga menyediakan desain khusus gaya Suroboyoan, seperti produk Cak-Cuk, Cangkrukan, Alapola (Madura) dan KK. Dalam ajang itu pengunjung bisa memesan langsung desain kaos dengan harga terjangkau.
"Yang paling unik adalah, kata-kata yang sering digunakan Cak Priyo Aljabar, pelawak yang juga presenter di televisi swasta akan dipajang di arena bursa ini. Ucapan Cak Priyo layak diabadikan di kaos karena banyak mengandung motivasi," katanya.
Untuk meramaikan suasana pasar kreatif, katanya, panitia juga bakal menggelar musik live dari kelompok musik indie, Flamingo, jazz akustik dan parade band kampus setiap hari mulai pukul 18.00 hingga dinihari.
Mengantisipasi cuaca buruk, panitia juga memberikan fasilitas stand yang tahan hujan. Untuk kenyamanan pengunjung panitia menyediakan penerangan dengan lampu mercuri 250 watt setiap stand, penerangan jalan 500 watt di 12 titik.
"Nantinya stand itu akan dijaga oleh tiga tenaga pengamanan yang disewa secara khusus. Karena itu panitia menjamin keamanan stand setiap malamnya," ujar Arie. (T.M026/B/B007/B007) 27-05-2008 14:51:22

Ciputra Support Seni Lukis Surabaya

Surabaya, 5/5 (ANTARA) - Salah seorang kolektor yang juga pengusaha bidang perumahan, Ir Ciputra (Pak Ci) tampaknya sangat mendukung perkembangan seni lukis di Kota Surabaya dan sekitarnya dengan ditandai banyaknya karya pelukis Kota Pahlawan itu yang menjadi koleksi museumnya.
"Pak Ci memang serius dukungannya pada seni rupa, khususnya karya lukis dari teman-teman Surabaya. Beliau akhir-akhir ini banyak mengoleksi karya pelukis Surabaya untuk koleksi museumnya di Jakarta," kata kurator lukisan, Freddy H Istanto di Surabaya, Senin.
Dekan Fakultas Teknologi dan Desain Universitas Ciputra Surabaya itu mengemukakan bahwa pada Kegiatan "Pasar Seni Lukis Indonesia 2008" yang digelar Sanggar Merah Putih di Balai Pemuda Surabaya, 2 - 12 Mei, Ciputra telah mengoleksi tiga karya pelukis.
"Ketiga karya berupa potret diri Pak Ci itu adalah karya Asri Nugroho (Surabaya), Asep Leoka (Semarang) dan Auly (Semarang) yang semuanya merupakan peserta pasar seni lukis," katanya.
Selain karya ketiga pelukis itu, pada awal Mei ini Ciputra juga mengoleksi lukisan karya Jansen Jasien berjudul, "The Historical Building of Tandjoeng Perak". Lukisan itu merupakan karya utama Jansen pada pamern tunggalnya bertema, "Tanjoeng Perak Tepi Laoet", 25 - 31 Maret 2008.
"Sebelumnya Pak Ci juga mengoleksi lukisan berjudul, 'Toast' karya pelukis Surabaya, Dukan Wahyudi. Lukisan berukuran 1 x 1 meter itu juga merupakan potret diri Pak Ci yang akan menjadi koleksi museumnya," kata Freddy yang juga pegiat Kelompok Pekerja Seni Pecinta Sejarah (KPSPS) Surabaya.
Sementara pegiat seni lukis Surabaya, Rully Anwar mengemukakan bahwa banyaknya karya asal Surabaya yang diminati koleksi besar seperti Ciputra itu memberikan sinyal positif yang tidak boleh diabaikan oleh para pelukis Surabaya dan sekitarnya.
"Ini merupakan apresiasi yang menguat bagi karya-karya teman-teman pelukis Surabaya. Saya kira momentum ini harus disikapi dengan sangat positif oleh teman-teman. Selama ini kolektor besar kan berburu lukisan di Jakarta atau ke Singapura, kini Surabaya mulai dilirik," ujarnya.
Ia sendiri mengemukakan bahwa geliat seni lukis di Surabaya juga menunjukkan sisi positif dari segi kuantitas. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pameran lukisan, bahkan satu hari bisa digelar pameran di dua lokasi. (T.M026/B/B007/B007) 05-05-2008 18:11:55

Jabo - Kartolo Buka FSS 2008

Surabaya, 2/5 (ANTARA) - Kolaborasi antara Sawong Jabo, Kartolo dan kelompok "Jangan Asem" akan membuka pelaksanaan Festival Seni Surabaya (FSS) 2008 yang dipusatkan di komplek Balai Pemuda mulai 1 hingga 15 Juni mendatang.
"Ini merupakan perpaduan antara musik kontemporer yang diwakili Jabo, musik tradisi yang diwakili Cak Kartolo dan musik anak muda dari Jangan Asem Surabaya," kata Ketua Umum FSS 2008, Riadi Ngasiran kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.
Ia mengemukakan, secara teknis pementasan tiga generasi dan aliran musik itu awalnya tampil sendiri-sendiri kemudian akan bermain dalam konsep musik bersama. Jabo, Kartolo dan kelompok Jangan Asem saat ini sudah melakukan komunikasi intensif.
"Cuma bagaimana bentuk musik yang akan dimainkan bersama itu belum bisa kami sampaikan sekarang. Apalagi mereka pasti akan melakukan berbagai improvisasi yang penampilannya pasti menarik untuk disimak bersama," kata pengamat seni rupa itu.
Menurut dia, kolaborasi itu merupakan ajang "kangen-kangenan" (pelepas rindu) dari ketiga generasi dan kelompok itu karena mereka adalah musisi yang tumbuh dan besar di Kota Surabaya, sementara Jabo saat ini banyak tinggal di Australia.
Ia mengemukakan bahwa saat ini para penyaji yang akan tampil dalam festival untuk memeriahkan HUT ke-715 Kota Surabaya itu sudah siap semua dengan komposisi lebih dari 50 persen berasal dari Jawa Timur dan selebihnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Sebelumnya, penampilan kelompok gamelan pimpinan kartunis, GM Sudarta telah mengawali peluncuran program FSS 2008 di Gedung Cak Durasim, Surabaya, 6 Maret lalu. GM Sudarta tampil dengan kelompok gamelannya bernama "Wiridan Paguyuban Seni Laras Madyo Al-Muqorrobin". ***2*** (T.M026/B/B007/B007)