Jumat, 04 Juli 2008

GRUP MUSIK "KESPER" YOGYAKARTA PUKAU WARGA SURABAYA

Surabaya, 20/6 (ANTARA) - Grup musik "Kesper" (Kelompok Studi Perkusi) Yogyakarta tampil memukau dalam ajang "Surabaya Full Musik" (SFM) 2008 yang digelar di gedung Cak Durasim, Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) di Surabaya, Jumat malam.
Anak-anak muda itu membawakan beberapa komposisi, yakni "Suita for Solo Drumset" karya David Mancini dengan durasi sekitar sembilan menit, "Caravan" karya Duke Ellington yang diaransemen oleh Adrian dengan durasi sekitar tujuh menit dan "Mystery of Creativity" karya Kesper dengan durasi tujuh menit.
Kelompok yang terdiri atas mahasiswa Jurusan Musik ISI Yogyakarta itu terlihat menguasai permainan alat-alat perkusi. Maklum, mereka menekuni secara khusus alat-alat tabuh itu secara intensif sejak empat tahun lalu.
Kesper itu dibentuk 21 Mei 2001 oleh mahasiswa angkatan pertama yang mendalami perkusi. Formasi lengkapnya terdiri atas 13 pemain namun dalam penampilannya di SFM hanya tampil sembilan pemain.
Kelompok yang dipimpin Petrus Agung ini pernah tampil di Trans TV, pembukaan konser Siti Nurhaliza di Yogya Expo Center, beberapa konser tunggal di Purna Budaya Yogya, Kedai Kebun Yogya, Universitas Kristen Duta Wacana Jogja.
Selain Kesper, penampilan pada malam ketiga SFM itu juga dimeriahkan oleh kelompok "Wedang Jahe" Surabaya, Komunitas Musik Kontemporer Lampung (KMKL) dan Topa dari Kalimantan Timur.
KMKL membawakan komposisi berjudul "Nyambai Agung" atau pesta besar dengan komposer Entus Alrafi. Kelompok ini mengolah sumber garapan dari musik tradisi Lampung yang menggunakan peralatan "cetik" atau kulintang bambu dan "serdam" (suling).
Kelompok ini membawakan sajian musik yang berawal dari penggambaran suasana persiapan pesta dengan sentuhan keyboard, ditingkahi suara suling lalu muncul muayak sebuah sastra lisan Lampung difungsikan sebagai pengantar akan adanya pesta besar.
Alunan musiknya mengembang oleh sentuhan perkusi, drum, bass dan centik. Lagu yang mereka dendangkan itu juga diiringi tetabuhan yang begitu rancak bernuansa reaggae.
Sementara Topa membawakan komposisi berjudul "Song of Tanah Tua" yang digarap oleh Tri Andy Y dengan didukung alat berupa Sampe', gambus, bass elektrik, gendang, suling, jatung utang. Mereka tampil sekitar 15 menit.
Permainan musik mereka diinspirasi oleh kondisi alam di Kalimatan timur yang semakin hancur dan tak menentu. Akibatnya musim yang tak lagi teratur karena pemanasan global. Semua itu terjadi akibat ulah manusia yang tidak bisa menjaga alamnya.

Tidak ada komentar: